Laporan Keuangan Fiskal adalah informasi akuntansi yang dibuat untuk kepentingan dan disusun berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan. Laporan keuangan fiskal merupakan hasil dari pengelolaan akuntansi perusahaan yang menjadi aktivitas utama bagi sebuah bisnis yang dijalankan. Namun, perlu diketahui bahwa terdapat perbedaan antara laporan keuangan fiskal dan laporan keuangan komersial. Kalyana Law akan mengulasnya untuk Anda seputar laporan keuangan fiskal dan perbedaannya dengan laporan keuangan komersial serta contoh penyusunannya.
Laporan Keuangan Fiskal dan Komersial: Apa Perbedaannya?
Secara umum, pembeda laporan keuangan fiskal dan komersial yakni:
- Laporan keuangan fiskal mengacu pada sistem perpajakan, sedangkan laporan keuangan komersial mengacu pada standar akuntansi keuangan.
- Laporan keuangan fiskal disusun berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan, sementara laporan keuangan komersial disusun berdasarkan prinsip dan bersifat netral.
Meskipun demikian, keduanya memiliki konsep dasar yang sama. Baik laporan keuangan fiskal maupun komersial menerapkan prinsip akuntansi seperti:
- Accrual basis, di mana pengakuan dan kelangsungan transaksi yang terjadi dilaporkan dalam periode tersebut.
- Going concern, yakni asumsi bahwa aktivitas perusahaan akan terus berlanjut di masa depan.
Untuk lebih memahami perbedaannya, mari kita bahas secara rinci perbedaan antara laporan keuangan fiskal dan komersial.
Perbedaan laporan keuangan fiskal
Pada laporan keuangan fiskal, penghasilan dan pendapatan dianggap sama karena sesuai dengan Undang-Undang No. 36 Tahun 2008. Undang-undang tersebut menjelaskan bahwa penghasilan merupakan penambahan ekonomi yang diperoleh atau diterima oleh wajib pajak, baik dari dalam maupun luar Indonesia, yang dapat digunakan untuk konsumsi hingga menambah kekayaan wajib pajak.
Beban atau biaya pada laporan keuangan fiskal dianggap sebagai biaya yang berhubungan langsung dengan perolehan penghasilan atau biaya untuk menagih, memperoleh, dan memelihara penghasilan. Namun, tidak semua biaya dapat diakui sebagai pengurang pajak.
Metode perhitungan persediaan pada laporan keuangan fiskal hanya diperbolehkan menggunakan dua metode, yaitu metode rata-rata (WACM/Weight Average Cost Method) dan metode biaya masuk pertama-keluar pertama (FIFO/First In First Out).
Selain itu, metode penyusutan yang dapat digunakan pada laporan keuangan fiskal hanya terbatas pada metode garis lurus (SLM/Straight Line Method) dan garis menurun (DBM/Diminishing Balance Method).
Perbedaan laporan keuangan komersial
Pada laporan keuangan komersial, pendapatan dan penghasilan dianggap sebagai komponen yang berbeda, namun keduanya tetap masuk dalam laporan keuangan. Beban pada laporan keuangan komersial juga dianggap sebagai hal yang berbeda dengan biaya. Biaya dianggap sebagai manfaat ekonomi yang akan dinikmati di masa mendatang.
Metode perhitungan persediaan pada laporan keuangan komersial dapat menggunakan tiga metode, yaitu FIFO, WACM, dan biaya masuk terakhir-keluar pertama (LIFO/Last In First Out).
Metode penyusutan pada laporan keuangan komersial memiliki tiga metode, yaitu garis lurus (SLM/Straight Line Method), garis menurun (DBM/Diminishing Balance Method), dan jumlah unit (Sum of the Unit Method).
Sifat-Sifat Laporan Keuangan Fiskal
Laporan keuangan fiskal memiliki beberapa sifat yang khas. Berikut adalah beberapa sifat laporan keuangan fiskal:
- Lebih bersifat historis, menggambarkan kondisi keuangan perusahaan pada periode waktu tertentu.
- Proses penyusutannya didasarkan pada estimasi dan pertimbangan yang diperlukan.
- Mengutamakan bagian material namun tetap menjaga kelengkapan informasi yang ada.
- Setiap transaksi ditekankan pada aspek ekonomis.
- Variasi pengukuran sumber ekonomis dan tingkat kesuksesan antara wajib pajak.
- Mengandung informasi yang kualitatif tanpa mengkuantitatifkan fakta.
Penyesuaian
Dalam penyusunan laporan keuangan fiskal, terdapat penyesuaian yang perlu dilakukan. Penyesuaian tersebut terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
- Koreksi fiskal positif: meliputi berbagai pengeluaran biaya, pembentukan dana cadangan, jumlah yang dibayarkan ke stakeholder melebihi kewajaran, harta yang disumbangkan atau dihibahkan, dan lain-lain.
- Koreksi fiskal negatif: meliputi selisih penyusutan komersial di bawah penyusutan fiskal, selisih amortisasi komersial di bawah amortisasi fiskal, penghasilan yang ditangguhkan pengakuannya, dan lain-lain.
Cara Menyusun Laporan Keuangan Fiskal
Untuk menyusun laporan keuangan fiskal, Anda dapat mengikuti langkah-langkah berikut:
- Input data yang sesuai dengan ketentuan keuangan fiskal dan perpajakan.
- Catat transaksi tersebut di jurnal harian untuk menyesuaikan data.
- Klasifikasikan laporan keuangan di buku besar untuk mengurangi risiko kesalahan dalam penyusunan laporan.
- Catat utang dan piutang dalam buku tambahan untuk memudahkan pencarian data yang diperlukan.
- Susun neraca percobaan berdasarkan fakta yang ada pada akhir tahun dan buat catatan penutup.
- Setelah mendapatkan hasil yang tepat dan akurat, lanjutkan dengan menyusun laporan keuangan komersial berdasarkan neraca percobaan.
- Lakukan rekonsiliasi antara laporan keuangan komersial dan fiskal sesuai dengan ketentuan perpajakan.
- Apabila hasil rekonsiliasi sesuai dengan ketentuan perpajakan, maka penyusunan laporan keuangan dapat dianggap selesai.
Demikianlah penjelasan tentang perbedaan laporan keuangan fiskal dan komersial beserta contoh penyusunannya. Dengan memahami perbedaan ini, perusahaan dapat mengelola laporan keuangan dengan lebih baik. Untuk mempermudah pengelolaan laporan keuangan dan perpajakan, Anda dapat menggunakan aplikasi pajak online Mekari Klikpajak yang terintegrasi dengan akuntansi online Mekari Jurnal. Dengan aplikasi ini, Anda dapat mengelola e-Faktur, bukti potong pajak, melakukan rekonsiliasi pajak secara otomatis, serta melaporkan SPT Pajak secara efektif dan efisien.
Sekian informasi tentang perbedaan laporan keuangan fiskal dan komersial serta contoh penyusunannya. Semoga bermanfaat untuk Anda yang tertarik dalam dunia akuntansi dan keuangan perusahaan. Tetaplah mengikuti perkembangan terbaru dalam bidang ini agar bisnis Anda dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.